Fungsi dan Kegunaan Obat Flunarizin
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Flunarizin :
Flunarizin adalah obat yang biasa digunakan untuk mencegah serangan migren, gangguan organ keseimbangan di telinga, dan gangguan pembuluh darah di seluruh tubuh yang bisa menyebabkan munculnya gejala:
- Pusing.
- Tinitus.
- Vertigo.
- Gangguan konsentrasi.
- Kebingungan mental.
- Gangguan ritme tidur.
- Parestesia.
- Gangguan tropik.
- Ekstremitas (tangan dan kaki) terasa dingin.
- Kram saat berjalan atau berbaring.
Obat ini juga efektif mengurangi frekuensi serangan serta tingkat keparahan migren. Namun, flunarizin tidak efektif jika dikonsumsi untuk mengobati serangan migren akut. Agar terhindar dari serangan migren, penderita harus mengonsumsi flunarizin secara terus menerus.
Tentang Flunarizin
Jenis obat | Vasodilator perifer dan aktivator serebral, antiemetik, preparat antimigren |
Golongan | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Bentuk | Tablet, kaplet |
Peringatan Flunarizin
- Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi flunarizin.
- Sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat saat mengonsumsi flunarizin karena obat ini menyebabkan kantuk.
- Harap berhati-hati bagi yang sedang mengalami gangguan fungsi hati, gangguan fungsi gerak tubuh, penyakit Parkinson, atau pernah mengalami depresi.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol, karena bisa memicu rasa kantuk berlebihan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Flunarizin
Dosis flunarizin untuk tiap pasien berbeda-beda. Biasanya, dosis ditentukan dokter berdasarkan jenis penyakit dan respons tubuh tiap pasien. Umumnya, dosis flunarizin yang diberikan adalah 5–10 miligram dalam sehari.
Untuk pencegahan profilaksis migren, terapi akan dihentikan jika selama dua bulan penderita tidak mengalami perbaikan. Untuk dosis pemeliharaan, penderita akan menjalani terapi pengobatan selama 5 hari setiap minggu, 2 hari obat diliburkan, dan dosis akan dihentikan bila pengobatan sudah berjalan 6 bulan tanpa sekalipun mengalami kekambuhan.
Penderita vertigo tidak boleh menjalani terapi lebih lama dari yang dibutuhkan untuk mengendalikan gejala. Terapi akan dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah satu bulan untuk penderita vertigo kronik, dan dua bulan untuk penderita vertigo paroksismal.
Mengonsumsi Flunarizin Dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi flunarizin. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
Flunarizin bisa dikonsumsi sesudah makan ataupun saat perut kosong. Hindari konsumsi minuman beralkohol, obat hipnotik dan trankuiliser saat mengonsumsi flunarizin, karena dapat menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan.
Untuk penderita wanita, hindari konsumsi pil kontrasepsi oral saat menjalani terapi pengobatan flunarizin. Sebab kombinasi keduanya bisa menimbulkan galaktore (produksi air susu di luar masa kehamilan dan menyusui) sesudah dua bulan pertama terapi.
Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan flunarizin tanpa izin dokter. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi flunarizin, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis flunarizin pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Flunarizin
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping flunarizin yang bisa terjadi adalah:
- Gelisah.
- Depresi.
- Tubuh gemetaran (tremor).
- Mual.
- Tubuh bergerak tidak terkontrol.
- Reaksi ekstrapiramidal.
- Gastralgia (nyeri uluhati).
- Insomnia.
- Mengantuk.
- Galaktore.
- Kelelahan.
- Mulut kering.
- Nafsu makan meningkat.
- Nyeri otot.
- Ruam kulit.
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Piracetam
- 2. Allylestrenol
- 3. Zolpidem
- 4. Glibenclamide
- 5. Attapulgite
- 6. Interferon
- 7. Aminofilin
- 8. Amonium Klorida
- 9. Ramipril
- 10. Thiamphenicol
- 1. Piracetam
- 2. Allylestrenol
- 3. Zolpidem
- 4. Glibenclamide
- 5. Attapulgite
- 6. Interferon
- 7. Aminofilin
- 8. Amonium Klorida
- 9. Ramipril
- 10. Thiamphenicol