Fungsi dan Kegunaan Obat Ketotifen
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Ketotifen :
Ketotifen adalah obat yang dapat meredakan gejala bersin, pilek, dan hidung tersumbat pada penyakit rhinitis (radang pada membran mukosa di dalam hidung) yang disebabkan oleh alergi. Gejala alergi sendiri disebabkan oleh zat histamin yang dilepaskan oleh sel mast yang terdapat di lapisan hidung ketika terpapar debu atau bulu binatang. Dalam hal ini, ketotifen berfungsi mencegah efek histamin tersebut.
Selain meredakan gejala rhinitis, ketotifen juga bisa digunakan untuk mengurangi frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan asma apabila dikombinasikan dengan obat-obatan asma lainnya.
Sedangkan dalam kemasan obat tetes mata, ketotifen bisa digunakan untuk mengobati konjungtivitis atau radang selaput mata oleh karena alergi.
Tentang Ketotifen
Jenis obat | Antihistamin |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | Meredakan gejala bersin, pilek, dan hidung tersumbat pada penyakit rhinitis akibat alergi, membantu mencegah serangan asma, serta mengobati konjungtivitis. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak usia tiga tahun ke atas |
Bentuk obat | Tablet, sirop, dan tetes untuk mata |
Peringatan:
- Bagi wanita yang sedang hamil, jangan menggunakan ketotifen secara oral (minum) kecuali atas petunjuk dokter. Ibu menyusui tidak boleh mengonsumsi ketotifen secara oral (minum). Obat tetes ketotifen dapat digunakan oleh ibu hamil dan menyusui sesuai dengan petunjuk dokter.
- Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan prostat, penyakit glaukoma, porfiria, epilepsi, dan penyumbatan pada usus halus.
- Khusus untuk ketotifen tetes mata, jangan memasang kontak lensa kurang dari 15 menit setelah pemberian obat.
- Konsultasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat apa pun. Jangan menggunakan ketotifen bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan.
- Ketotifen bisa saja menimbulkan efek samping berupa kemunculan rasa kantuk. Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin-mesin berbahaya selama menjalani pengobatan dengan ketotifen.
- Kemungkinan ketotifen bisa menyebabkan kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Apabila Anda mengalami hal ini, gunakan tabir surya apabila akan beraktivitas di luar rumah.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Ketotifen
Berikut ini dosis penggunaan ketotifen untuk sejumlah kondisi:
Kondisi | Dosis |
Meredakan gejala bersin, pilek, dan hidung tersumbat pada rhinitis | – Dewasa: 1 mg dua kali sehari – Anak-anak umur 3 tahun ke atas (sirop): 1 mg dua kali sehari |
Mencegah serangan asma | – Dewasa: 1 mg dua kali sehari – Anak-anak umur 3 tahun ke atas (sirop): 1 mg dua kali sehari |
Mengobati konjungtivitis | Dewasa dan anak-anak umur 3 tahun ke atas: satu tetes dua kali sehari (obat tetes dengan kadar 0.25 mg/ml) |
Menggunakan Ketotifen Dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan ketotifen sebelum mulai menggunakannya.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan ketotifen pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa menggunakan ketotifen, disarankan segera melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis ketotifen pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pengobatan biasanya berlangsung dalam jangka pendek. Hentikan penggunaan ketotifen jika gejala sudah reda.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Ketotifen
Sama seperti obat-obat lain, ketotifen juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang bisa saja terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:
- Mengantuk
- Pusing
- Gugup
- Uring-uringan
- Mulut kering
- Gangguan tidur
- Sensitivitas sinar matahari (obat tetes)
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Asam Valproat
- 2. Ketorolac
- 3. Prednison
- 4. Laktulosa
- 5. Vitamin B1
- 6. Fenofibrate
- 7. Phenylephrine
- 8. Betahistine
- 9. Pioglitazone
- 10. Mupirocin
- 1. Asam Valproat
- 2. Ketorolac
- 3. Prednison
- 4. Laktulosa
- 5. Vitamin B1
- 6. Fenofibrate
- 7. Phenylephrine
- 8. Betahistine
- 9. Pioglitazone
- 10. Mupirocin