Fungsi dan Kegunaan Obat Docosahexaenoic Acid (DHA)
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Docosahexaenoic Acid (DHA) :
Docosahexaenoic acid atau lazim dikenal sebagai DHA merupakan senyawa asam lemak tak jenuh rantai panjang golongan omega-3. Dua jenis asam lemak omega3 lainnya adalah α-linolenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA).
Secara alami, DHA bisa ditemukan pada jenis-jenis ikan seperti tuna, salmon, dan makarel. Namun kini seiring perkembangan teknologi, DHA bisa diformulasikan ke dalam susu atau dikemas sebagai suplemen.
DHA sangat penting untuk perkembangan pada bayi, khususnya untuk mata dan otak. Pada bayi prematur, DHA berguna untuk mendorong perkembangan jiwa pada empat bulan pertama. DHA juga berguna untuk menangani gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak (ADHD). Pada dewasa, DHA dipakai untuk menangani penyakit jantung koroner, demensia, dan diabetes tipe-2. Selain itu, juga digunakan untuk meningkatkan kesehatan mata dan mencegah penyakit mata.
Tentang DHA
Jenis obat | Golongan suplemen |
Golongan | Obat bebas atau dengan resep dokter |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Bayi hingga dewasa |
Bentuk obat | Serbuk, kapsul, tablet |
Peringatan:
- Pada ibu hamil dan menyusui, DHA cenderung aman untuk dikonsumsi, sesuai anjuran dokter
- Hindari produk omega-3 yang berasal dari ikan apabila Anda mempunyai riwayat alergi terhadap ikan atau minyak ikan.
- Hindari produk omega-3 yang berasal dari tumbuhan bila Anda mempunyai riwayat alergi atau sensitive terhadap kacang-kacangan, biji-bijian, atau tanaman sumber produk omega-3 tersebut.
- Harap berhati-hati jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan diabetes.
- Harap berhati-hati juga jika Anda alergi terhadap aspirin, karena DHA bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
- Jika dikonsumsi melebihi 3 gram per hari, minyak ikan yang mengandung DHA bisa mengencerkan darah dan meningkatkan risiko pendarahan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis DHA
Para ahli sangat merekomendasikan konsumsi DHA setiap hari melalui makanan-makanan seperti ikan salmon, tuna, atau makarel. Selain itu DHA juga bisa dikombinasikan dengan eicosapentaenoic acid (EPA) dalam bentuk minyak ikan.Dosis rekomendasi DHA dan EPA adalah 300-500 mg per hari.
Untuk penanganan sejumlah kondisi, berikut dosis yang dapat dilampirkan:
Kondisi | Dosis |
Mengobati jantung koroner | 0,15-3,6 gram DHA per hari |
Mengobati ADHD | 2,7-558 miligram DHA per hari |
Mengobati demensia | 4,3 gram DHA per hari |
Mengobati diabetes | 2-4 gram omega-3 per hari |
Untuk konsumsi DHA dalam bentuk susu formula untuk bayi dan anak-anak, silakan baca kemasan yang tertera pada masing-masing kemasan produk susu.
Mengonsumsi DHA dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan membaca informasi yang tertera pada kemasan suplemen atau obat yang mengandung DHA sebelum mulai mengonsumsinya.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan DHA secara teratur setiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi DHA, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Selain itu jangan menggandakan dosis DHA pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Biasanya Anda akan disarankan dokter untuk rutin memeriksakan kondisi Anda atau anak Anda jika menggunakan DHA dalam jangka panjang agar dokter dapat mengetahui perkembangan.
Kenali Efek Samping dan Bahaya DHA
Sama seperti obat-obat lain, DHA juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi asam lemak ini adalah:
- Menurunkan tekanan darah.
- Meningkatkan gula darah pada penderita diabetes tipe-2.
- Mengencerkan darah jika minyak ikan dikonsumsi lebih dari 3 gram per hari.
- Gangguan pernapasan jika dikonsumsi orang yang alergi terhadap aspirin.
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Alpha-Lipoic Acid
- 2. Amlodipine
- 3. Pioglitazone
- 4. Hydrocortisone
- 5. Kina
- 6. Domperidone
- 7. Triclosan
- 8. Miconazole
- 9. Kalium
- 10. Citicolin
- 1. Alpha-Lipoic Acid
- 2. Amlodipine
- 3. Pioglitazone
- 4. Hydrocortisone
- 5. Kina
- 6. Domperidone
- 7. Triclosan
- 8. Miconazole
- 9. Kalium
- 10. Citicolin